Setelah gagal total pada kursus mengemudi pertama, aku mencoba untuk mengambil kursus kedua. Seorang teman merekomendasikan sebuah tempat kursus baru, yang terletak di daerah Cimareme, tepatnya depan Alfamart Gadobangkong, dan ternyata slogannya cukup menarik " Kursus Mengemudi Purnama,mengajarkan teknik mengemudi, solusi untuk trauma menyetir". Dan yang lebih menarik lagi, bisa membayar belakangan. Sempat nego ke yang punya kursus merangkap trainer yang ternyata jebolan trainer tempat kursus pertamaku yang membuka usaha sendiri, untuk kursus menggunakan mobil yang aku punya, orangnya menolak. Untuk kursus menggunakan mobil pribadi, hitungannya privat dan beliau tidak bersedia karena menurut beliau resikonya terlalu tinggi (karena tidak dobel kopling dan rem). Ya sudah, akhirnya aku ambil satu paket 8 jam kursus seharga IDR 500,000..dan aku bayar DP setengahnya (aku liat dibuku catatan si empunya kursus, bahkan ada yang hanya membayar DP IDR 100,000.)
Di tempat kursus kedua diajarkan beberapa teknik:
1. Kombinasi kopling dan rem : dipakai untuk menjalankan mobil saat awal (hanya ditempat mendatar, bisa juga untuk kemiringan tertentu) dan juga mengendalikan mobil disaat macet.
2. Kombinasi kopling dan gas : untuk menjalankan mobil di tanjakan, berhenti ditanjakan. Ini yang paling susah sampai kursus selesaipun, aku belum juga bisa.
3. Parkir, maju dan mundur. Namun sayangnya latihan parkirnya bukan ditempat yang sempit.
4. Mengenali kesesuaian gigi dan kecepatan. Diajarkan untuk mengenali jika bunyi mobil sudah aneh (mendengung) berarti gigi kurang tinggi.
5. Berjalan di tanjakan dan jalan berliku.
8 jam kursuspun berlalu,dan sangat berbeda dari tempat kursus pertama, orangnya sangat pintar memanage waktu dan komunikatif, bahkan bisa dijemput ke rumah lho!!! Lalu... apakah aku serta merta bisa menggunakan mobilku sendiri?Tentu saja tidak,hehehehehe. Namun setelah 2 kali kursus, aku tidak tertarik untuk mengambil kursus ketiga. Menurutku, kemampuanku tidak akan cepat bertambah jika hanya menggunakan mobil yang bisa dikendalikan oleh 2 orang. Aku sudah berusaha untuk merayu bapaknya untuk kursus privat, beliau tetap menolak dan menawarkan temannya dengan tarif IDR 50,000 perjam. Namun, dengan pertimbangan akan lebih nyaman untuk belajar ke orang yang kita kenal baik, aku akhirnya meminta salah seorang teman yang bisa untuk menemani belajar.
Temanku membawaku berlatih ke kota baru parahyangan, arenanya biasa dipakai untuk berlatih menyetir karena jalanan sangat lebar dan cenderung sepi. Disinilah aku pertama kalinya mengemudikan mobil pertamaku setelah sekian lama nganggur digarasi rumah. Rasanya...hmmm ternyata lebih nyaman dibandingkan mobil kursus yang pernah kupakai. Sayangnya mobil terlalu pendek karena berjenis hatchback dan aku pun orangnya lumayan kecil, pandangan depanku sedikit terhalang oleh setir. Latihan pertama 2 jam hanya pengenalan mobil, mencoba berjalan di line yang tetap dan berbelok. Namun kali pertama ini aku belum berani untuk membawa ke jalan raya atau parkir.
Satu minggu kemudian aku berlatih lagi di tempat yang sama, kali ini aku sudah berani untuk membawa dari area kota baru parahyangan ke perumahan permata. Dan saat berbelok menuju perumahan, sempat hilang kendali dan hampir menabrak ojek .Hmmm kacau, memalukan sekali. Kali inipun aku belum berani untuk parkir dirumah karena garasi rumah naik dan sempit.
Belajar ketiga,aku meminta salah seorang driver di tempat kerja untuk berlatih privat. Di sini aku diajarkan pelajaran yang hampir sama dengan tempat kursus kedua, namun dengan memakai mobil sendiri. Kali ketiga inipun aku belum berani untuk parkir sendiri.
Belajar keempat, dengan orang yang berbeda lagi. Kali ini aku meminta salah seorang teman lain untuk berlatih. Mencoba belajar di tanjakan dan setelah mencoba 3 kali berhasil,hanya saja kondisi lurus dan tanpa ada mobil lain di belakangku.Parkir?Masih belum juga.
Berlatih ke lima kalinya, aku menggunakan driver yang sama dengan latihan ketiga. Setelah 1 jam berputar-putar di gang sempit perumahan, aku meminta untuk berlatih di jalan raya. Dan akhirnya setelah kelima kalinya, aku baru sukses membawa mobil di jalan raya....dan maceeeeet.Hmmm...lumayan deg-degan. Pulang kerumah, aku mencoba untuk parkir...dan walaupun masih dipandu akhirnya aku berhasil untuk memarkir mobil kecilku di garasi nan sempit dan menanjak.
Kali keenam belajar, aku mencoba untuk masuk jalan tol (masih didampingi driver). Medan dijalan tol ternyata lebih mudah dibandingkan dengan mengemudi di jalan raya cimareme nan macet, penuh motor, angkot dan sempit. Ada 3 jalur di jalan tol :
1. Jalur paling kiri : jalur lambat untuk kendaraan bermuatan berat dan berjalan lambat.
2. Jalur tengah : kecepatan sedang
3. Jalur kanan : jalur cepat.
Setelah beberapa lama mencoba jalur tengah, mencoba jalur kanan ternyata...lumayan deg2an. Deru mobil di kiri masih membuat panik, akhirnya aku pindah lagi ke jalur tengah.
Kali ketujuh : aku memberanikan diri untuk membawa mobil ke jalanan sendirian. Namun untuk medan yang cenderung lurus dan tidak memotong jalan (permata-Rajawali-Kota baru parahyangan-permata). Kali ini sukses, bahkan sudah berhasil memarkir tanpa panduan.
Kali kedelapan : masuk tol sendirian dan terjebak dikemacetan pasteur dan padalarang (u know bandung di saat sabtu ditanggal muda). Padalarang-pasteur-stasiun bandung-padalarang -permata : 6 jam (dikurangi setengah jam untuk makan sore di bale pare kota baru parahyangan). Rasanya : sport jantung dan akhirnya feeling jetlag, karena pertama kalinya mengendarai mobil selama 6 jam.
Kali kesembilan : membawa mobil service di Honda Pasteur. Dan....karena tempat service Honda lokasinya menanjak dan berkelok, mobil sempat berhenti di tengah2 jalan masuk,sedangkan dibawah mobil-mobil lain berlalu lalang. Akhirnya aku hand rem dan meminta salah seorang karyawan untuk memarkir diatas, begitupun saat kembali, meminta memarkir dijalan sekalian ^_^
Saat tulisan ini dibuat,kejadian di Honda Pasteur baru sekitar 4 hari berlalu. Selama 4 hari inipun aku sudah membawa mobil kekantor, tentu saja dengan minta didampingi seorang teman untuk berjaga-jaga karena masih belum terlalu pede. Yang saat ini masih kutakutkan adalah :
1. Menyebrang dan memotong jalan di saat macet
2. Perlu belajar tanjakan lagi...dan lagi dan lagi...
This is my first car...My small white baby B ^_^ on my garage
That my experience about my driving lesson dan learning. So..kesimpulan about yes or no-nya driving course bagaimana??
Ini adalah yang bisa kusimpulkan :
1. Driving course masih diperlukan dalam proses belajar mobil, apalagi untuk yang samasekali belum pernah belajar mengemudi. Setidaknya dengan kursus mengemudi kita akan mengenal mobil dan menjalankannya, mengenal medan jalan raya dan membantu kita menggunakan indera dan insting. Namun jangan berharap dengan kursus kita akan langsung bisa,apalagi di kota -kota besar yang cenderung berlalu lintas macet (plus banyak pengendara motor dan angkot ngawur). Menurut aku pribadi kursus mengemudi dengan sistem dobel rem dan kopling hanya membantu sekitar 5% dalam proses belajar sampai dengan sekedar bisa (prosentase tersebut dibandingkan dengan kemampuanku saat ini yang masih sangat pas2an)
2. Berlatih dengan mobil biasa (tanpa dobel kopling dan rem: privat ) dan semakin banyaknya jam terbang akan membantu sebesar 45%.
3. Porsi sebesar 50% atau yang terbesar yang sangat membantu adalah mental , keberanian dan jam terbang.
Menurut salah seorang teman, untuk bisa sampai dengan kategori lumayan membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. Aku sendiri tidak pernah menanyakan secara detail..dalam 3 bulan tersebut porsinya berapa jam per hari atau bagaimana?? That what I ll try to know and ll tell you later...basicly from my own experience that I ll get, hopely soon.....