Day 2.
Rencana trip hari kedua : water sport tanjung benoa, pantai –pantai
daerah uluwatu, uluwatu temple dan kecak show at uluwatu.
Bangun jam 6:00 am, kita memanfaatkan fasilitas
hotel : berenaaaang. Kolam renangnya masih sepi (biasanya bule-bule berenangnya
malam hari, kalo pagi anak-anak,hehehehe). Setelah puas berenang, breakfast sudah tersedia (breakfast time start
jam 7). Untuk menu breakfastnya, nasi jinggo
(yang porsinya sangat sedikit dan minimalis), tersedia juga teh dan kopi. Sekitar
setengah jam kemudian ada menu tambahan
bubur mutiara dan roti. Walaupun sangat minimalis, tapi cukup lumayan untuk
mengganjal perut dipagi hari.
Selesai sarapan dan mandi, pukul 9:00 am, kita memulai trip
hari kedua,tujuan pertama adalah water sport tanjung benoa. Seperti biasa, hanya bermodalkan GPS dan sign
board di jalanan. Mendekati daerah nusa dua, dijalanan ada beli-beli yang
menghampiri dengan motor dan menawarkan paket water sport (mungkin gelagat kita
dijalanan menunjukkan tanda turis yang kebingungan). Semula kita agak curiga
juga, tapi ternyata harga yang ditawarkan relatif murah, masih boleh ditawar, dan boleh menolak jika ternyata sampai di lokasi harga tidak sesuai.Akhirnya
kita ikuti saja beli-beli tersebut.
Sesampainya di daerah tanjung benoa, berjajar arena-arena
yang menawarkan water sport. Tapi kita tetap setia pada pilihan ( bapaknya lumayan ramah dan sabar menghadapi kita …hehehehe). Dan
bapak2nya menunjukkan daftar harga khusus untuk turis domestik (ternyata memang
benar, di Bali ada harga turis asing dan harga turis domestik yang tentu saja
jauh lebih murah). Kita sebenarnya pengennya ambil paket parasailing saja
(harga yang ditawarkan IDR 150,000 per orang dan masih bisa di tawar),
sayangnya cuaca sedang tidak bagus,
sehingga harus menunggu kondisi cuaca membaik. Info dari bapaknya, jika cuaca
membaik, mungkin agak siang berani untuk memasang parasailing, namun jika cuaca
tetap memburuk kemungkinan hari itu parasailing tidak bisa jalan. Alternatif
pengganti : flying fish atau sea walker, tapi denger-denger flying fish bener-bener bikin mabuk, kalo sea walker
mahaaallllll. Akhirnya kita memutuskan untuk mengambil paket ke penangkaran
penyu, harga IDR 500,000 untuk enam orang, dan bisa juga melihat view ikan-ikan
dari perahu yang bagian bawahnya berkaca. Untungnya waktu pertama kali ke Bali
sudah sempat mencoba parasailing yang rasanyaaa…wooow !!!Its amazing even
for seseorang yang menderita phobia
ketinggian sepertiku. Kalo tidak salah, dulu harga paket parasailing dan
snorkeling (harus mencari spot snorkeling dengan naik perahu lumayan jauh dari
bibir pantai) IDR 500.000 ribu/3 orang. Namun 5 tahun lalu saja terumbu karang
didaerah nusa dua sudah sangat rusak, dan ikan-ikannya juga tidak begitu
menarik, sangat jauh bila dibandingkan dengan daerah karimunjawa atau
ujungkulon.
Untuk menuju penangkaran penyu, ada perahu yang mengantarkan kita, dan sempat
berhenti sebentar di tengah laut (karena cuaca memang sedang tidak bersahabat,
berangin dan gemiris rintik-rintik) untuk melihat ikan (dipancing dengan
roti). Sesampai di daerah penangkaran penyu, kita harus membayar lagi IDR
10,000 per orang. Walaupun ibu2 yang menarik ticket lagi-lagi tidak ramah (dan
sangat berkebalikan saat menghadapi turis asing), ternyata bapak-bapak yang
didalam penangkaran sangat komunikatif.
Didalam area penangkaran sendiri, terdapat penyu dengan berbagai umur..dari
yang bayi sd yang berusia 70 tahun. Pengunjung boleh memegang dan berfoto
bersama. Sayangnya aku sendiri agak geli dengan binatang penyu. Dan yang cukup sensitive terhadap bau,
disarankan untuk tidak mengunjungi penangkaran penyu ini karena baunya sangat
amis.
70 years old ..yikes...
Dont eat that papaya...that's mine!!!
Next destination : salah satu pantai didaerah uluwatu, setelah
berdiskusi, akhirnya kita memutuskan untuk mengunjungi dreamland . Pantai
dreamland, terletak didalam perumahan yang cukup besar (lumayan
kesasar saat mencari pantai ini, dan jalannya lumayan naik turun). Pantainya
cukup bagus, dan dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi yang tampak seperti
dipahat. Masuk kepantai ini gratis, hanya membayar ongkos parker IDR 5000
permotor. Setelah puas berfoto-foto, dan korban 1 kamera karena terkena guyuran
ombak, belanja (barang-barang disini lucu-lucu),kita memutuskan untuk
melanjutkan perjalanan ke uluwatu setelah sebelumnya sholat dhuhur di masjid dalam
perumahan area pantai dreamland.
Far view of dreamland beach.. Tebing yang dipahat?
Terguyur ombak dan memakan korban camera pocket
Perjalanan dari pantai dreamland ke uluwatu ternyata cukup
jauh (mungkin kurang lebih 1 jam). Kita
membeli makan siang di salah satu warung didalam area wisata. Dan ternyata,
harganya tidak terlalu mahal. Seporsi nasi goreng dan kari ayam hanya sekitar IDR
20,000,cukup murah untuk ukuran tempat wisata diatas gunung. Namun makannya
harus ditemani dengan monyet-monyet,hehehhee
Masuk ke tempat wisata diwajibkan memakai kain yang telah
disediakan di pintu masuk, disini dijual pisang untuk memberi makan monyet seharga IDR
20,000 (mahaaal, padahal kecil-kecilnya dan hanya sekitar 3-5 biji ). Sedangkan
ticket masuk sendiri cukup murah, kalo tidak salah sekitar IDR 15,000. Karena
ini kali kedua menginjakkan kaki di uluwatu, jadi sudah tidak begitu menarik.Hanya
pemandangan pantai-pantai dari atas tebing, monyet-monyet yg jahil (jika tidak
hati-hati kacamata, topi atau kamera bisa diambil sama monyet-monyet nakal ini.
Namun jujur saja, monyetnya jauh lebih banyak dan lebih lucu dibandingkan dengan
monyet-monyet didaerah monkey beach,deket phi phi island. Dan saat itu sedang
ada upacara keagamaan, beberapa teman cukup tertarik dan mengambil foto, tapi
karena cukup letih, aku memilih untuk beristirahat sejenak di bawah pohon.
Setelah puas mengambil foto, kita beristirahat lagi untuk
menunggu ticket pertunjukan tari kecak di buka. Penjual ticketnya baru datang jam
5:00 pm dengan membawa koper (lucu…hehehe).Harga ticket IDR 70,000 perorang.
Pukul 06:00 pm pertunjukan dimulai dan area pertunjukan sudah dipadati turis
yang sebagian besar mancanegara (Western, China,Jepang atau India), berbeda
dengan pertunjukan Ramayana GWK yang didominasi oleh pengunjung domestik.
Pertunjukan berlangsung kurang lebih satu jam, dan sangat bagus karena dilatar belakangi
view laut dan matahari terbenam .
Selesai pertunjukan tari kecak, kita kembali ke hotel.
Sayangnya, karena saat itu sabtu malam, jalanan sangat macet hingga perjalanan
ke hotel lumayan lama. Sesampainya hotel, mandi dan istirahat sebentar, kita
memutuskan untuk mencari makanan khas bali,nasi pedas bali. Sempat ragu dengan
halal tidaknya, kita memutuskan untuk bertanya ke penjualnya dan ternyata
penjualnya muslim…amaaaan. Nasi pedas bali ternyata hanya nasi dengan pilihan
sayur dan lauk beraneka ragam dan terakhir ditaburi sambal cabe yang sangatt pedas. Kita boleh memilih sendiri
jenis lauk dan sayurnya, setelah memilih kita akan diberi sejenis pin berangka
yang menunjukkan harga makanan. Harga, relative murah. Salah seorang teman
hanya habis IDR 17,000.Sedangkan aku karena penasaran dan mencoba banyak lauk
dan sayur, dihargai IDR 35,000.
Malam itu kita memutuskan untuk city tour daerah legian dan
jalan pantai kuta. Melihat hingar bingarnya legian di waktu malam minggu, mengunjungi
menara bom bali dan menyusuri jalanan pantai kuta.
Narji jadi tukang parkir di Bali?