Jumat, 24 Maret 2017

Dear Tetangga.....

Dear Tetangga,

Aku tahu,kamu telah menghabiskan hampir setengah hidupmu ditempat ini,dan aku baru seumur jagung...

Aku tahu bahwa sebagai pihak yang lebih tua,kamu layak dihormati, dijadikan panutan, dan bahkan kamu  begitu terhormat karena telah terpilih sebagai pemimpin rukun warga lingkungan ini,dan aku hanya seorang wanita, yang belum terpilih sebagai pendamping seorang lelakipun.

Aku tahu aku wajib kau tegur karena aku salah membiarkan pompa airku berbunyi nyaring dan mengganggu saat istirahatmu yang begitu berharga. Dan aku harus  rela saat kalian membuat tenda didepan gerbangku tanpa ijin, dengan sound system berkaraoke hingga pagi, hingga membuatku tidak bisa istirahat apalagi tidur. Karena sebagai orang yang lebih muda, memang seharusnya aku tidak memerlukan istirahat setelah seminggu bekerja 10 jam sehari.

Aku tahu aku yang salah, dan pantas kau tegur, saat entah kucing siapa membuang kotoran di jalan depan rumahku dan membuat udara kalian tidak lagi segar untuk kalian hirup, karena memang seharusnya aku bisa mengingatkan kucing itu untuk tidak bab sembarangan.Aku tahu aku  seharusnya juga bisa menegur tikus-tikus got untuk tidak masuk rumah kalian .Karena itu sebagai hukuman, tikus itu kalian bunuh dan kalian lempar ditempat sampahku,karena memang aku yang seharusnya bertanggungjawab.

Dear tetangga...
Aku tahu aku salah ..
Aku yang tidak tahu diri...
Karena berani membuang sampah bekas perbaikan rumah ditempat sampahku sendiri, dan tidak segera membuangnya karena menunggu perbaikan selesai. Karena sebenarnya area depan rumahku adalah hak kalian. Kalianlah yang berhak membuang sampah renovasi kalian didepan rumahku dan membiarkan berminggu minggu. Kalianlah yang berhak menaruh kloset bekas bab kalian didekat gerbangku, karena sebagai pemimpin, depan rumah kalianlah yang harus sempurna,bersih tanpa cela, rindang oleh tanam-tanaman, dengan tempat sampah yang selalu tertutup rapi dan enak dilihat. Dan aku salah karena telah protes kekalian karena kloset itu membuatku jijik dan muntah. Karena sebelumnya aku membiarkan kucing cerdas dan punya etika bab ditempat kloset jorok itu sekarang berada. Aku seharusnya menyadari,kalian adalah orang tua yang  memang sudah seharusnya tidak bisa berpikir secerdas kucing,apalagi beretika.

Dear Tetangga...
Aku tahu aku yang tidak beretika dan bermulut jelek karena berkali kali komplain saat kalian parkir didepan gerbangku dan membuat mobilku tidak bisa keluar. Aku yang tidak beretika karena mengkomplain pemimpin, dan tidak punya tepa seliro sama tetangga, toh aku masih bisa jalan kaki kekantor atau naik angkot. Aku seharusnya membiarkan kalian parkir sesuka hati didepan gerbangku, toh aku yang membayar perbaikan aspal jalan depan rumahku itu.

Dear tetangga,
Maafkan aku yang lebih muda, salah dan khilaf ini...
Doakan aku semoga bisa segera membeli rumah baru, sehingga kalian bisa parkir didepan gerbangku tanpa komplain.  Kalian boleh koq lebih dari membuang kloset bekas didepan rumahku, mungkin bab didepan rumahku seperti kucing itu?Asal aku sudah ada rumah baru lho...